Minggu, 25 November 2012

Perempuan Perlu Peka Pada Ancaman Kanker

Perempuan Indonesia dihadapkan pada peningkatan angka kematian yang diakibatkan oleh kanker payudara.
Tiap tahun, dari setiap 100.000 wanita ditemui 36 kasus baru yang terdiagnosa kanker payudara ataupun yang meninggal karena penyakit ganas ini. Ironisnya, berdasarkan sumber dari data WHO, perkiraan bahwa angka ini akan meningkat tujuh kali lipat pada tahun 2030.
Peduli akan hal itu, Yayasan Kanker Indonesia bekerja sama dengan PT Philips Indonesia, meluncurkan aplikasi mobile interaktif pertama tentang kanker payudara, bernama Spot It Yourself. "
Aplikasi memiliki fitur lengkap mengenai informasi dan pengetahuan tentang kanker payudara," kata Direktur Utama PT Philips Indonesia, Robert Fletcher, pada acara peluncuran Spot It Yourself di Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta, Kamis (22/11).
Robert menjelaskan fitur-fitur ini meliputi bagaimana melakukan pemeriksaan payudara (SADARI) secara tepat, artikel yang up-to-date mengenai kanker payudara, daftar rumah sakit yang memberi pelayanan dan fasilitas lengkap untuk menangani kanker, serta konsultasi gratis dengan dokter seputar kanker payudara.
"Fitur-fitur ini tentunya akan terus kami kembangkan agar aplikasi mobile interaktif ini benar-benar menjadi pusat informasi tentang kanker payudara yang dapat diandalkan," jelasnya.
Menurur Robert, ide Spot it Yourself ini berasal dari pengalaman Rina Susanti, survivor kanker payudara sekaligus pemenang The + Project dari kategori Access to Healthcare, yang diselenggarakan oleh Philips tahun lalu.
Sementara itu, Prof. Nila Moeloek, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), menambahkan ide dari aplikasi Spot It Yourself ini cukup bagus, karena banyak manfaatnya bagi masyarakat awam yang ingin tahu tentang kanker payudara, termasuk siapa yang harus dihubungi untuk informasi lebih lanjut.
Nila mengungkapkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%). Kemudian disusul kanker rahim (11,78%).
"Tapi sangat disayangkan bahwa tingkat kesadaran akan pentingnya periksa payudara sendiri, dan mamografi di Indonesia masih sangat rendah. Sebab deteksi dini bisa mencegah banyak kematian akibat kanker payudara. Jadi aplikasi baru ini sangat membantu," urai Nila.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar