Minggu, 04 November 2012

Cara Sederhana Cegah Stroke

Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei 2004, stroke merupakan pembunuh pertama di RS pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Sekitar 12 juta penduduk Indonesia berumur lebih dari 35 tahun berpotensi terkena serangan stroke.

Stroke merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak tiba-tiba terganggu. Kurangnya aliran darah ke dalam jaringan otak, menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak.

“Perilaku sehat adalah cara mencegah penyakit stroke yang mudah dan murah,” kata Dokter Spesialis Syaraf RS Premier Jatinegara (RSPJ), Dr Sukono Djodjoatmojo, SpS, pada acara seminar kesehatan bertemakan ‘Bertindaklah Sekarang, Hentikan stroke’ yang diselenggarakan RSPJ di Kelapa Gading, Jakrta Utara, Sabtu (3/11).

Menurut Sukono, stroke bisa menyerang seseorang tanpa memandang usia atau jenis kelamin yang mempunyai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kadar kolesterol tinggi. Untuk itu jika Anda menderita gangguan ini patut waspada.

Sukono menjelaskan konsumsi makanan yang sehat akan mampu mencegah penyakit ini. Diet yang sehat dengan banyak mengonsumsi sayuran, buah dan rendah garam bisa menjadi alternatif.

"Saya tidak membatasi dengan menyebut sayuran atau buah-buahan karena memang itu baik untuk cegah stroke," jelasnya.

Dan yang terpenting, aktif secara fisik dengan rutin berolahrag serta hindari rokok dan alkohol menjadi salah satu cara yang amat sederhana untuk terhindar dari petaka akibat stroke.

Dibandingkan pedesaan, masyarakat di kota lebih rentan terkena stroke. Masyarakat kota cenderung mengonsumsi makanan yang kurang menyehatkan ditambah kurangnya aktivitas. Masyarakat pedesaan umumnya doyan sayur dan buah.

"Stroke juga menjadi penyebab utama kecacatan orang dewasa di seluruh dunia prevalensinya satu dari enam orang di seluruh dunia akan mengalami stroke dalam hidup mereka. Dan setiap detik satu orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut," ungkapnya.

Perlu penanganan cepat

Sukono menambahkan, serangan stroke datang dengan gejala yang timbul tiba-tiba, sesuai daerah otak yang terganggu, seperti mengalami kelumpuhan, adanya gangguan sistem rasa (baal, kesemutan), gangguan bicara (menjadi cadel atau pelo) dan gangguan bahasa (tak bisa bicara), gangguan menelan, gangguan keseimbangan (yang berakibat vertigo, tetapi vertigo tidak selalu karena stroke), atau gangguan penglihatan (buta mendadak).

Ditambah lagi dengan gangguan orientasi tempat, waktu dan orang, gangguan menelan cairan atau makanan padat, mendadak pusing, nyeri kepala, pingsan bahkan koma.

‘Golden period’ atau masa keemasan bagi penderita serangan stroke adalah 4,5 jam setelah gejala awal terjadi. Bila belum empat jam sudah tertangani dokter yang tepat di rumah sakit, kemungkinan besar pasien bisa tertolong dan sembuh kembali. Namun, jika sudah lebih dari tiga jam tapi belum enam jam, pasien masih akan tertolong meskipun mengalami kecacatan ringan.

Namun sebaliknya jika pasien terlambat ditangani akan menimbulkan kecacatan berat atau kematian.

“Lebih dari waktu itu berbahaya sebab sel otak kalau sudah mati tidak ada regenerasi. Karena itu makin cepat diobati makin baik sebelum enam jam,” ungkapnya.


sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar