Rabu, 21 November 2012

Minum Anggur Saat Hamil Turunkan IQ Anak

Sebuah temuan terbaru mengungkap bahwa wanita hamil yang meminum satu atau dua gelas anggur bisa mempengaruhi kecerdasan anak. Para peneliti dari Universitas Oxford dan Bristol dalam kajiannya memeriksa nilai IQ terhadap 4.000 anak, termasuk rekaman konsumsi alkohol yang dilakukan ibu mereka.

Mereka menemukan, konsumsi alkohol secara satu gelas per hari dalam satu pekan saat kehamilan akan mempengaruhi IQ anak. Para ahli mengatakan efeknya sangat kecil, tetapi memperkuat kebutuhan untuk menghindari alkohol saat kehamilan.

Penelitian sebelumnya memunculkan bukti yang membingungkan dan inkonisten terkait seberapa rendah tingkat moderat bagi alkohol yang bisa mengganggu kehamilan. Ini terjadi karena sulit memisahkan faktor lain yang mungkin memiliki efek, seperti usia ibu dan pendidikan.

Dalam riset kali ini terungkap perubahan gen tidak terkait dengan efek sosial atau gaya hidup. Kajian ini menemukan bahwa empat varian gen dalam gen metabolisme alkohol di anak-anak dan ibu mereka sangat terkait dengan IQ rendah di usia delapan.

Rata-rata IQ anak hampir dua poin lebih rendah per modifikasi genetik yang mereka miliki. Efek ini hanya terlihat di antara anak-anak yang ibunya meminum satu gelas anggur per hari atau enam gelas dalam seminggu saat kehamilan. Efek itu tidak terdapat di wanita yang absen meminum alkohol selama kehamilan.

Peneliti mengatakan, meski efek kausal tidak terbukti. Tetapi cara mereka melakukan kajian dengan kuat menyebutkan bahwa paparan alkohol dalam kandungan bertanggung jawab atas perbedaan IQ anak.

Dr Ron Gray dari Universitas Oxford yang memimpin riset menambahkan, meski perbedaannya sedikit, penurunannya mungkin akan signifikan. IQ yang rendah selama ini diasosiasikan secara sosial kurang beruntung, memiliki kesehatan yang lebih buruk dan mati muda.

"Ini untuk wanita memutuskan apakah mereka akan meminum alkohol atau tidak selama kehamilan, kami hanya ingin menyajikan bukti. Saya merekomendasikan untuk menghindari alkohol. Kenapa harus ambil risiko?'' kata Gray. Riset itu diterbitkan di jurnal PLOS One.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar