Ibarat penyakit, semakin cepat ditangani semakin cepat dan besar pula
kemungkinan sembuhnya, begitu pula dengan obesitas. Semakin lama
kelebihan lemak ditimbun dalam tubuh, semakin sulit pula berat badan
kembali seperti semula. Demikian hasil temuan penelitian baru-baru ini.
Tampaknya
ini menjadi jawaban mengapa orang sering frustasi saat menjalani
program diet. Berat badan selalu kembali dengan cepat meskipun sudah
berhasil membuang kelebihan berat badan sebelumnya. Para ilmuwan
menemukan bahwa kelebihan berat badan dapat mengubah standar berat badan
normal seseorang.
Sebuah penelitian yang diterbitkan Journal of Clinical Investigation
menunjukkan bahwa semakin lama tikus mengalami kelebihan berat badan,
semakin sulit pula kecenderungannya menjadi obesitas dapat diubah.
Obesitas mengubah titik normal berat badan tikus menjadi kegemukan
secara permanen, sehingga sulit diturunkan kembali meskipun sempat
berhasil sebelumnya.
"Model hewan kami menunjukkan bahwa obesitas
adalah gangguan yang menetap dan lebih menekankan pentingnya intervensi
dini untuk mencegah kondisi yang efeknya berlangsung seumur hidup,"
kata peneliti, Dr Malcolm J. Low seperti dilansir Medical Daily, Jumat (26/10/2012).
Tim
peneliti menggunakan tikus yang dimanipulasi gen pengontrol rasa
laparnya. Mengaktifkan gen ini tepat setelah penyapihan akan mencegah
tikus makan terlalu banyak dan menjadi gemuk. Tikus yang mempertahankan
berat badan sehat dengan makan makanan sehat mampu mempertahankan berat
badan normalnya tanpa harus berdiet setelah gen ini diaktifkan.
Namun
pada tikus yang kebanyakan makan, berat badannya yang terlanjur naik
tidak pernah bisa kembali normal setelah gen diaktifkan. Padahal tikus
tersebut telah sangat mengurangi asupan makanan dan memperbanyak
aktivitas fisik.
Oleh karena itu, para peneliti kemudian menjadi
sangsi apakah apakah program pembatasan kalori dan olahraga yang
intensif dapat membantu penderita obesitas menurunkan berat badan untuk
jangka panjang di kemudian hari.
"Jika obesitas dibiarkan
berlanjut, tubuh akan memprogram ulang berat badannya menjadi lebih
berat. Mekanisme pastinya masih belum diketahui dan memerlukan banyak
penelitian lebih lanjut," pungkas Malcolm.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar