Dua peneliti Johan Elmberg yang berasal dari Swedia dan Arne Rasmussen
dari Denmark, menemukan spesies ular laut baru yang memiliki taring
berukuran mungil. Bila spesies ular laut lain umumnya memiliki racun
yang kuat, spesies ular baru ini bisa dikatakan "hampir tidak
berbahaya".
"Tidak seperti beberapa ular laut lain yang memiliki
racun kuat, ular laut Mosaic hampir tidak berbahaya. Spesies ini tidak
biasa memakan telur ikan dan karenanya ular ini memiliki taring yang
sangat kecil," ujar Elmberg, seperti dikutip Telegraph, Sabtu (27/10/2012).
Elmberg
dan Arne mengetahui bahwa ular laut Mosaic ini merupakan spesies ular
baru ketika mereka memeriksa bejana yang berisi formalin penuh di
Natural History Museum di Kopenhagen, Denmark. Mereka menemukan dua ular
laut dengan nama yang sama pada label yang sudah ada sejak dikirim ke
Denmark oleh kolektor pada 1800-an.
"Tapi mereka tampak berbeda
dan tampaknya tidak termasuk dalam kelompok ular yang sama," terang
Elmberg. Ia mengatakan, setelah membandingkan ular laut dengan spesies
sejenis lainnya di museum lain di Eropa, mereka menyadari bahwa terdapat
perbedaan pada ular tersebut, terutama dalam pola kulitnya.
Ular
laut Mosaic, dikenal dengan nama Aipysurus mosaicus yang memiliki pola
kulit yang tidak biasa. Pola kulit ini terlihat seperti lantai mosaik
Romawi. Elmberg menuturkan bahwa umumnya hewan ini tinggal di laut
Australia bagian utara dan New Guinea selatan.
Ia pun menjelaskan
bahwa kehadiran ular laut adalah pertanda baik. "Ular laut adalah
indikator yang baik terkait terumbu karang dan ekosistem di laut. Jika
ada ular di lingkungan tersebut, ini menunjukkan bahwa terumbu karang
berada dalam kondisi yang sehat dan utuh," jelasnya.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar