Jumat, 12 Oktober 2012

Polisi Pemburu Novel Juga Terlibat Peristiwa Penembakan

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bengkulu Komisaris Besar Dedy Irianto, yang memimpin usaha penangkapan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Komisaris Novel Baswedan, juga terlibat dalam peristiwa penembakan terhadap seseorang yang diduga polisi sebagai pelaku kejahatan tiga bulan lalu.
Dedy Irianto memimpin operasi yang berujung pada tewasnya Edi Purwanto alias Edi Bagong, warga Desa Blitar, Kecamatan Binduriang, Rejang Lebong, Bengkulu. Edi tewas dengan luka di mata kiri dan peluru di kepalanya. Sementara seorang korban lainnya mengalami luka di kaki.
Dalam tayangan berita streaming rakyatbengkulutv.com, Dedy Irianto memberikan pernyataan dalam peristiwa ini. "Kami kemarin melakukan patroli bersama. Kami tidak mau keamanan terganggu, dan kami akan melindungi masyarakat yang lain," ujar Deddy dalam tayangan yang disiarkan 12 Juli 2012.
Dedy keberatan hal itu disebut sebagai penembakan. Sebab, menurutnya, penembakan mengandung makna salah sasaran. "Ini bukan terjadi penembakan. Memang terjadi curat (pencurian disertai pemberatan). Kalau penembakan berarti salah sasaran, tapi ini curat. Anda bisa bayangkan, sekarang di polres sudah ada dua bus, dan itu terjadi setiap malam. Kalau tidak terpaksa, kami tidak melakukan itu," kata Dedy.
Ia menerangkan, polisi melepas tembakan karena mendapat perlawanan dari puluhan pelaku perampokan. "Bukan melakukan penembakan, kami menembak pelaku, karena TKP (tempat kejadian perkara) ada di situ dengan pelaku sekitar 30 orang," ucap Dedy.
Tidak menjawab
Saat dikonfirmasi Tribun, Minggu (7/10/2012), Komisaris Besar Dedy tidak berkenan menjawab. "Maaf ini sudah malam, besok saja ya," katanya melalui saluran telepon.
Senin (8/10/2012), saat ditelepon dan di-SMS, Kombes Dedy tidak menanggapi. "Silakan saja langsung ke Kabid Humas, Pak," tulis Dedy melalui SMS.
Dalam laman berita rakyatbengkulutv.com, Kabid Humas Polda Bengkulu Ajun Komisaris Besar Hery Wiyanto mengakui, penembakan Edi dilakukan anggota polisi. "Terjadinya penembakan karena sebelumnya pelaku yang berjumlah sekitar 30 orang melakukan pelemparan ke arah mobil anggota polisi, yang juga Timsus Polda Bengkulu yang dipimpin langsung oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Dedy Irianto," jelas Hery seperti dikutip dari laman tersebut.
Herry membenarkan bahwa pelaku penembakan adalah anggota polisi. Namun, kata dia,  penembakan dilakukan untuk melindungi diri dari serangan pelaku yang menyerang lebih dulu.
Perampokan bus
Ia menuturkan, kejadian berawal ketika sebuah bus dari Jambi menuju Bengkulu dihadang tiga sepeda motor persis di tengah jalan. Jurmin, sopir bus, menghentikan kendaraannya. Saat itulah, menurut Herry, muncul sekitar 30 orang, yang langsung merusak bus dan masuk, serta merampok harta benda dan barang berharga milik 27 penumpang, termasuk sopir bus.
Kapolres Rejang Lebong yang menerima laporan langsung menerjunkan anggotanya untuk mengamankan lokasi. Namun, saat mendekati lokasi kejadian, kata dia, mobil Kapolres yang ditumpangi salah satu anggota Presidium Pemekaran Kabupaten Lembak mendapat serangan dari para pelaku. Operasi polisi mendapat perlawanan. Sekelompok orang bersenjata tajam melempari mobil polisi dengan batu dan bom molotov. Merasa terdesak, polisi lantas melepaskan tembakan.
Seorang lelaki yang kemudian diketahui bernama Edi Purwanto alias Edi Bagong tewas dengan luka di mata kiri dan kepala. Menurut Herry, Edi diduga sebagai salah seorang pelaku perampokan. Selain mengenai Edi, peluru polisi juga mengenai korban lainnya, warga Desa Cahaya Negeri. Ia terkena tembakan di kaki dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Linggau. Dari pihak penumpang bus, tiga orang dilukai perampok, yaitu Basar, Sulik, dan Rusmini.
Seusai peristiwa penembakan, warga sekitar protes atas penembakan Edi dengan memblokade jalan. Edi adalah warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian. Aksi massa ini membuat jalan utama Bengkulu-Sumatera Selatan tertutup. Polisi berhasil membubarkan massa dan membuka blokade.
Tukang azan
Mengutip pemberitaan bengkuluekspress.com, Sutarti (51), ibu Edi, menuturkan, ia mengetahui anaknya bekerja sebagai petani dan berjualan. Menurutnya, Edi juga aktif dalam kegiatan pengajian di masjid dekat rumahnya. Keaktifan Edi di masjid juga diakui oleh Kepala Desa Belitar Muka, Suryono. Masih menurut pemberitaan bengkuluekspress.com, Edi dikenal sebagai tukang azan di masjid desa dan sering menyampaikan dakwah.
Sementara harianrakyatbengkulu.com memberitakan, berdasarkan keterangan keluarga, saat itu Edi Purwanto justru menyusul mobil yang dikendarai polisi karena ingin tahu apa masalah yang sebenarnya terjadi sehingga dilempar warga. Namun malang, ia kena tembak.
Dalam pemberitaan lain bengkuluekspress, Kapolda Bengkulu Brigjen (Pol) Burhanudin Andi menegaskan, Edi adalah salah seorang pelaku perampokan bus.

Sumber :Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar