Hasil penelitian diterbitkan di jurnal PLOS ONE. Peneliti menemukan memori mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak mengurangi rasa lapar selama berjam-jam.
Peneliti Brunstorm Jeffrey dan timnya dari University of Bristol, Inggris, menunjukkan semangkuk sup besar dan kecil kepada 100 pria serta wanita sebelum makan siang.
Periset kemudian membuang sup atau menambahkan lebih banyak sup ke dalam mangkuk tersebut. Mereka telah memanipulasi jumlah sup dalam mangkuk dengan pompa konversi yang bisa diisi ulang atau isi dikosongkan tanpa sepengetahuan responden.
Segera setelah itu, peserta yang diberi porsi lebih kecil merasa lapar. Namun, dua atau tiga jam kemudian, jumlah yang dimakan memiliki pengaruh yang kecil atau tidak berdampak pada rasa lapar peserta.
Para peneliti menemukan bahwa 2 sampai 3 jam setelah makan siang, peserta yang percaya bahwa mereka telah memakan semangkuk besar sup merasa jauh lebih puas (kenyang) dibandingkan orang yang percaya bahwa mereka makan dalam porsi yang lebih kecil.
Selain itu, sehari setelah percobaan, peserta yang mengonsumsi porsi sup lebih besar percaya bahwa makanan itu memuaskan rasa lapar.
Para peneliti mengatakan temuan terbaru menunjukkan kontribusi independen dari proses memori untuk perasaan kenyang setelah makan. "Obesitas masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama. Oleh karena itu memahami kontrol asupan energi harus menjadi prioritas utama,” kata penulis di jurnal tersebut.
"Ini menunjukkan bahwa jumlah rasa lapar yang kita alami antara waktu makan bukan merupakan produk sederhana dari jumlah atau jenis makanan yang benar-benar kita konsumsi. Ada semacam psikologi yang terlibat," kata penulis.
Para peneliti juga menemukan orang yang terganggu saat makan merasa lebih lapar setelah mereka makan. Namun mereka yang makan dengan kondisi tenang tak akan merasa lapar hingga jam makan berikutnya.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar