Jumat, 21 Desember 2012

Alasan Minuman Bersoda Aman Dikonsumsi

Seiring perkembangaan gaya hidup modern, masyarakat dihadapkan pada lebih banyak pilihan, termasuk mengkonsumsi produk minuman.Namun perkembangan ini sering kali tidak diimbangi pengetahuan cukup. Seperti misalnya, minuman bersoda yang sering di cap berdampak buruk bagi kesehatan justru ternyata tak membahayakan.
Prof. Dr. Ir. Made Astawan, Ms, dari Departemen Ilmu dan Tekonologi Pangan IPB, Bogor menjelaskan, komponen utama dari minuman berkarbonasi adalah air yang tidak menyebabkan gangguan pencernaan dan berdampak negatif bagi kesehatan.
"Apabila minuman berkarbonasi tidak aman untuk dikonsumsi, maka produk tersebut tidak akan tersebar di 2000 negara di dunia," jelas Prof Astawan.
Menurutnya, penyakit atau gangguan kesehatan yang timbul pada diri seseorang bukan semata-mata karena telah mengkonsumsi minuman bersoda melainkan adanya ketidakseimbangan antara konsumsi pangan dan pembakaran energi.
"Jadi bukan karena mengkonsumsi minuman bersoda. Pola konsumsi pangan yang tidak disertai dengan aktivitas fisik yang cukup inilah yang menjadi pemicu seseorang menderita obesitas atau kegemukan," jelas Prof Astawan, dalam acara Tinjauan Kesehatan atas Pengenaan Cukai Pada Minuman Berkarbonasi Tidak Tepat, di Jakarta, Senin (17/12).
Minuman bersoda, merupakan minuman berkarbonasi yang dibuat dengan memasukkan karbondioksida (CO2) bertekanan tinggi. CO2 sendiri adalah gas alami yang dikeluarkan saat kita bernafas dan dihirup oleh tanaman.
"Karbon dioksida bisa dengan mudah dilepaskan dari aliran darah ke dalam paru-paru dan tidak ada efek racun dari konsentrasi karbon dioksida yang tinggi di dalam air," ujar Prof Astawan.
Prof Astawan menjelaskan, selain tidak membahayakan bagi tubuh, karbon dioksida juga bisa menghambat pertumbuhan mikroba, sementara kandungan kafein yang ada di dalam minuman berkarbonasi jauh lebih rendah daripada jumlah kafein yang ada di dalam 250 ml kopi.
Tak hanya itu, sambung Prof Astawan, jika dilihat dari kandungan nilai gizinya, jumlah gula dan kalori dalam minuman bersoda juga sama dengan yang dijumai dalam banyak jus buah, meski jus sering kali mengandung nutrisi tambahan seperti vitamin dan mineral.
"Semua makanan dan minuman dapat kita nikmati, selama dengan kombinasi yang seimbang dan didukung dengan aktivitas fisik yang cukup," ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof Astawan menambahkan soda memiliki efek nyess. Karena efek ini membuat peminumnya ingin tambah lagi dan lagi. Meski tidak membahayakan tubuh, meminum minuman bersoda tetap ada batasnya. Logikanya, apapun yang berlebihan tentu berakibat buruk bagi kesehatan.
"Jangan cepat menyalahkan satu jenis makanan/minuman tertentu sebagai penyebab tunggal penyakit dalam tubuh," tambahnya.
Tak ada konsumsi berlebihan
Sementara Sekertaris Jenderal ASRIM, Suroso Natakusuma menguraikan, konsumsi minuman berkarbonasi di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara lain dan dibandingkan produk konsumsi lainnya.
Menurutnya, konsumsi per kapita di tahun 2011 hanya mencapai 2,4 liter per tahun, dibandingkan dengan negara lain seperti Filipina (34,1 liter), Thailand (32,2 liter), Malaysia (19 liter), Vietnam (6,2 liter), Kamboja (4,5 liter).
Berdasarkan pada data diatas, sambung Suroso, tidak ada konsumsi yang berlebihan atas minuman berkarbonasi di Indonesia, sehingga tidak tepat jika minuman tersebut harus dicukai dengan alasan untuk membatasi konsumsi.
"Jadi pengenaan cukai pada minuman bersoda bahkan salah sasaran. Apalagi, jika ini diterapkan secara khusus hanya pada minuman bersoda, maka juga bisa dilihat sebagai langkah yang deskriminatif," terang Suroso.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar