Apakah
betis Anda ada tonjolan dan sering terasa sakit untuk berjalan? Bila
demikian, mungkin Anda menderita vena varikosa, alias varises.
Varises merupakan pembuluh vena yang melebar dan berkelok-kelok, kelihatan biru dan terletak dekat permukaan kulit.
Meski
sangat lazim dialami, kehadiran varises tentu saja tak pernah kita
harapkan. Selain mengurangi keindahan tungkai, ia juga dapat
menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Pembuluh
darah yang menonjol itu bisa berdenyut dan membuat tungkai terasa
berat. Tungkai dan kaki yang terkena juga bisa kelihatan bengkak. Bila
sudah parah, varises dapat menyebabkan rasa gatal atau pun tukak.
Sebenarnya
gangguan ini dapat kita temukan di hampir setiap bagian tubuh, namun
lokasi yang paling sering di daerah betis dan tungkai sebelah dalam.
Beberapa
penyebab dan faktor risiko dari varises di antaranya obesitas,
kehamilan, perubahan hormonal saat menopause, riwayat varises dalam
keluarga, riwayat penyakit pada vena seperti tromboflebitis (peradangan
pembuluh vena), dan aktivitas atau pun hobi yang memaksa seseorang
untuk berdiri dalam waktu lama.
"Varises dapat diobati dengan cara memelihara lifestyle
yang lebih baik dan lebih sehat, dibantu oleh obat-obatan, serta
operasi," kata Dokter Spesialis Bedah, RS MRCCC Siloam Semanggi, dr.
Minarti ES. Darminto, SpB, dalam acara seminar 'Innovative Treatment of
Varices', di RS MRCCC Siloam, Semanggi,Kamis (6/12).
Menurut Minarti, untuk penyembuhan dengan metode operasi dapat dilakukan metode lama.Dengan menarik Vena Saphenamagma atau dengan menggunakan teknik sinar laser yaitu Endothermal Laser.
"Dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir di Eropa, teknik ini dikembangkan dan
dipakai sebagai golden standart yang dapat dilakukan dalam satu hari,
dengan minim rasa sakit serta tak menimbulkan trauma," jelas Minarti.
Sementara,
Dr. Krzysztof Wasilewski Phd, General and Vascular Surgeon, Rashid
Hospital Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yang menjadi konsultan MRCCC
untuk prosedur ini menambahkan metode laser ini merupakan metode
terbaru yang menjadi alternatif pengobatan konservatif untuk varises
dengan operasi stripping.
"Varises
diobati dengan cara memasukkan alat berukuran kecil ke dalam pembuluh
darah vena, dimana alat tersebut mengeluarkan sinar laser yang akan
memperkecil pembuluh darah," tambah Krzysztof Wasilewski.
Teknik
laser ini, sambung Krzysztof Wasilewski, dilakukan bukan karena alasan
estetik, melainkan untuk alasan medis, di mana kondisi varises sudah
sangat parah atau disebut Chronic Venous Disease (CVD).
Menurutnya,
ada enam level CVD, dimulai dari yang paling ringan dimana varises
hanya menyerupai gigitan laba-laba. Sementara tahap yang paling parah
adalah ketika pasien mengalami luka borok menganga yang tidak akan
sembuh tanpa prosedur khusus.
Dengan
operasi biasa, menurut Krzysztof, kemungkinan untuk varises kembali
lagi cukup tinggi, bahkan bisa mencapai 50 persen. Setelah prosedur pun
pasien harus menjalani rawat inap dan menghabiskan banyak biaya.
Sementara dengan metode laser, kemungkinan varises untuk muncul kembali
jauh lebih rendah, yaitu di bawah 20 persen.
"Memang
tidak ada istilah 100 persen sukses, tetapi kemungkinan kambuhnya
kecil. Dan jika kambuh, prosedur ini aman untuk diulang berapa kali
pun," ujarnya.
Dengan
teknik laser ini pula, pasien hanya diberi bius lokal dengan rasa sakit
yang minimal, sehingga tidak perlu menjalani rawat inap. Pasien pun
bisa segera menjalani aktivitasnya, asal memakai stocking pelindung
untuk beberapa saat.
Untuk
pasien yang varisesnya sudah sangat parah sehingga menimbulkan luka
menganga, metode laser tetap bisa dilakukan. Terkadang setelah diberi
laser, luka tersebut sembuh sendiri.
Namun jika lukanya terlalu lebar dan dalam, biasanya juga akan dilakukan pencangkokan kulit atau skin graft.
Varises
jika tidak segera dihilangkan akan dapat mengganggu penampilan bagi
kaum perempuan serta dapat menimbulkan penyakit seperti pembengkakan
pada kaki dan sesak nafas.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar