Sabtu, 08 Desember 2012

Daur Ulang Plastik Dapat Gantikan BBM

Perusahaan di AS mampu mengubah plastik menjadi bahan bakar. Hal tersebut dapat berpotensi mengurangi limbah plastik dan ketergantungan terhadap BBM.Badan Lingkungan Hidup Amerika (EPA) mengatakan hanya 7% sampah plastik di AS dapat didaur ulang setiap tahunnya. Namun perusahaan baru di New York menyatakan mampu meningkatkan persentase itu. Juga dikatakan, mampu membantu Amerika mengurangi jumlah impor minyak.
Perusahaan bernama JBI Inc itu memiliki mesin yang mereka sebut 'monster pemakan plastik'. Setiap jam ribuan kilogram potongan botol susu, botol air dan kantung belanja dimasukkan ke dalam ruangan pembakaran besar yang terdapat pada mesin itu. Limbah plastik itu berasal dari tempat pembuangan sampah di seluruh negeri.
John Bordyniuk, pemilik perusahaan JBI Inc menanamkan modalnya untuk proses baru pengubah plastik menjadi aneka bahan bakar tersebut.
Pertama-tama, sejumlah plastik yang berbeda-beda dan belum dicuci dilelehkan bersama.
“Kekentalannya seperti susu. Hampir seperti ketika susu yang dipanaskan di kompor. Kelihatan persis seperti itu, tapi warnanya hitam,” ujar Bordyniuk, seperti dilansir oleh VOA News.
Bordyniuk menggunakan bahan kimia khusus untuk mengubah cairan plastik itu menjadi uap. Itu mengubah plastik menjadi unsurnya yang paling dasar.
Ia menjelaskan, "Plastik hanyalah rantai panjang hidrokarbon. Apa yang kami lakukan adalah membentuk kembali plastik-plastik itu menjadi rantai yang kami inginkan supaya memiliki nilai bahan bakar yang tinggi."
Sistem tersebut menghasilkan daya sendiri, dengan 8% dari limbah plastik menggerakkan prosesnya.
Bordyniuk mempekerjakan orang luar untuk uji coba, dan mereka menyimpulkan bahwa hampir 86%dari apa yang masuk ke dalam mesin keluar sebagai bahan bakar.
Di ujung lain mesin pemakan plastik tersebut, cairan berwarna coklat muda yang encer dikeluarkan menjadi satu barel minyak yang kemudian dialirkan ke dalam tong.
"Kita bisa memanfaatkan minyak ini sekarang juga dan minyak ini siap digunakan. Itu bahan bakar nomor enam, yang banyak digunakan perusahaan baja seperti US Steel, yang membayar mahal untuk bahan bakar tersebut," tambah salah satu eksekutif JBI, Bob Molodynia.
JBI memroduksi ribuan liter bahan bakar per hari. Perusahaan itu membuat beberapa jenis minyak untuk industri yang berbeda. JBI menjual bahan bakar itu hingga US$100 per barel. Sedangkan biaya produksi setiap barel minyak sekitar US$10.
Bordyniuk dan Molodynia meyakini bahwa plastik akan menjadi sumber signifikan untuk bahan bakar domestik yang akan mengurangi ketergantungan AS terhadap minyak impor, dan pada saat yang sama mengurangi jumlah limbah plastik di tempat-tempat pembuangan sampah.
Tapi seberapa 'hijau' proses ini saat memproduksi bahan bakar yang juga menimbulkan polisi seperti yang lain?
“Barangkali pemisahan karbon menjadi botol plastik yang dibuang di tempat sampah lebih baik daripada mengubahnya menjadi bahan bakar cair dan melepaskan serta menggerakkan banyak senyawa karbon,” ujar Allen Hershkowitz, ilmuwan senior dari Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam.
Ia mengatakan teknologi yang mengubah plastik menjadi minyak masih baru dan berevolusi, dan belum ada cukup data untuk menentukan apakah proses itu aman untuk lingkungan atau tidak.
Sementara itu, Carson Maxted dari Resource Recycling, jurnal perdagangan industri daur ulang plastik, mengatakan, karena banyak sampah plastik dan permintaan yang besar akan minyak, teknologi daur ulang JBI bisa menciptakan perubahan besar dalam kedua industri.
“Mereka (JBI) mendapat nilai dari sesuatu yang biasanya akan dibuang, yaitu plastik-plastik yang tidak mudah didaur ulang, berkualitas rendah dan jenis plastik campuran, atau plastik yang kotor,” ujar Maxted.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar