Kamis, 11 Oktober 2012

Hadiah Rp 1 Miliar Bagi Informasi Penembak Blogger Belia Pakistan

ISLAMABAD- Pemerintah Pakistan berkomitmen memburu para pelaku penembakan terhadap blogger belia Malala Yousafzai. Ada hadiah besar bagi mereka yang bisa memberikan informasi keberadaan para anggota Taliban tersebut.
Diberitakan BBC, Rabu (10/10), pemerintah Pakistan menawarkan hadiah sebesar 10 juta rupee atau sekitar Rp1 miliar rupiah untuk mereka yang bisa menangkap atau memberikan informasi tentang pelaku penembakan Malala Yousafzai, blogger yang berusia 14 tahun.
Menteri Dalam Negeri Pakistan, Rehman Malik, mengatakan bahwa pemerintah telah mengidentifikasi para pelaku dan tengah melacak keberadaan mereka. "Kami tidak akan membiarkan mereka kabur, kami akan tangkap dan menghukum mereka," kata dia.
Komandan militer Pakistan, Jenderal Ashfaq Parvez Kayani, mengatakan bahwa saat ini adalah waktunya Pakistan bangkit dan berperang melawan teroris dan para pengikutnya.
"Para pengecut yang menyerang Malala sekali lagi menunjukkan betapa mereka tidak menghargai nyawa manusia, dan seberapa rendah moral mereka dalam mewujudkan ambisi yang didasari ideologi sesat," kata Kayani.
Sementara itu, situasi Yousafzai terus membaik usai tim dokter berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di leher dan kepalanya. Dia masih belum sadarkan diri, namun kondisinya sudah stabil.
Bbus sekolah yang ditumpangi Yousafzai disergap gerombolan Taliban di Lembah Swat pada Selasa waktu setempat. Gerombolan teroris ini melepaskan tembakan pada gadis belia itu beserta dua orang temannya. Yousafzai tertembak di kepala dan leher, dua temannya kini dalam keadaan kritis.
Yousafzai mulai menulis blog pada usia 11 tahun. Dalam blognya, dia mengisahkan ketakutan masyarakat akan intimidasi Taliban. Dia mengaku kerap menjadi sasaran teror karena Taliban melarang wanita untuk bersekolah.
Taliban telah mengaku berada di balik penyerangan itu. Kelompok ini mengatakan, Yousafzai diincar karena menyebarkan paham pro-Barat pada masyarakat Lembah Swat.
"Dia pro-Barat. Dia menentang Taliban dan menyebut Presiden Obama sebagai pemimpin panutannya. Dia masih muda tapi mempromosikan budaya Barat di wilayah Pashtun," kata juru bicara Taliban, Ehsanullah Ehsan.
Malala terkenal di berbagai media Pakistan dan Barat karena keberaniannya menyuarakan penentangan terhadap Taliban. Melalui blognya, dia mengisahkan kehidupannya yang dipenuhi intimidasi dan teror dari Taliban yang melarang wanita untuk mengenyam pendidikan. Padahal, Malala sangat ingin belajar dan menjadi seorang dokter.
Sejak 2009, Lembah Swat berada dalam kuasa Taliban, sampai militer menyerbu dan membebaskan wilayah tersebut dari teroris. Saat Taliban berkuasa, Malala terpaksa menyembunyikan bukunya agar tidak ditemukan.
"Saya takut dipenggal oleh Taliban karena keinginan saya untuk belajar. Selama mereka berkuasa, Taliban sering memeriksa rumah kami untuk melihat apakah kami sedang belajar atau nonton TV," kata Malala kepada CNN tahun lalu.
Berkat tulisannya, Malala menjadi pemenang pertama Penghargaan Perdamaian Nasional Pakistan pada November tahun lalu. Presiden Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Raja Pervez Ashraf mengutuk keras serangan terhadap Malala. Serangan tersebut juga menuai kecaman dari berbagai lapisan masyarakat di Pakistan.
Sumber:http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=aad1e0038de699baf1020ed280ac0641&jenis=b706835de79a2b4e80506f582af3676a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar