ISLAMABAD- Pemerintah Pakistan
berkomitmen memburu para pelaku penembakan terhadap blogger belia Malala
Yousafzai. Ada hadiah besar bagi mereka yang bisa memberikan informasi
keberadaan para anggota Taliban tersebut.
Diberitakan BBC, Rabu
(10/10), pemerintah Pakistan menawarkan hadiah sebesar 10 juta rupee atau
sekitar Rp1 miliar rupiah untuk mereka yang bisa menangkap atau memberikan
informasi tentang pelaku penembakan Malala Yousafzai, blogger yang berusia 14
tahun.
Menteri Dalam Negeri Pakistan,
Rehman Malik, mengatakan bahwa pemerintah telah mengidentifikasi para pelaku
dan tengah melacak keberadaan mereka. "Kami tidak akan membiarkan mereka
kabur, kami akan tangkap dan menghukum mereka," kata dia.
Komandan militer Pakistan, Jenderal
Ashfaq Parvez Kayani, mengatakan bahwa saat ini adalah waktunya Pakistan
bangkit dan berperang melawan teroris dan para pengikutnya.
"Para pengecut yang menyerang
Malala sekali lagi menunjukkan betapa mereka tidak menghargai nyawa manusia,
dan seberapa rendah moral mereka dalam mewujudkan ambisi yang didasari ideologi
sesat," kata Kayani.
Sementara itu, situasi Yousafzai
terus membaik usai tim dokter berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di
leher dan kepalanya. Dia masih belum sadarkan diri, namun kondisinya sudah
stabil.
Bbus sekolah yang ditumpangi
Yousafzai disergap gerombolan Taliban di Lembah Swat pada Selasa waktu
setempat. Gerombolan teroris ini melepaskan tembakan pada gadis belia itu
beserta dua orang temannya. Yousafzai tertembak di kepala dan leher, dua
temannya kini dalam keadaan kritis.
Yousafzai mulai menulis blog pada
usia 11 tahun. Dalam blognya, dia mengisahkan ketakutan masyarakat akan
intimidasi Taliban. Dia mengaku kerap menjadi sasaran teror karena Taliban
melarang wanita untuk bersekolah.
Taliban telah mengaku berada di
balik penyerangan itu. Kelompok ini mengatakan, Yousafzai diincar karena
menyebarkan paham pro-Barat pada masyarakat Lembah Swat.
"Dia pro-Barat. Dia menentang
Taliban dan menyebut Presiden Obama sebagai pemimpin panutannya. Dia masih muda
tapi mempromosikan budaya Barat di wilayah Pashtun," kata juru bicara
Taliban, Ehsanullah Ehsan.
Malala terkenal di berbagai media
Pakistan dan Barat karena keberaniannya menyuarakan penentangan terhadap
Taliban. Melalui blognya, dia mengisahkan kehidupannya yang dipenuhi intimidasi
dan teror dari Taliban yang melarang wanita untuk mengenyam pendidikan.
Padahal, Malala sangat ingin belajar dan menjadi seorang dokter.
Sejak 2009, Lembah Swat berada dalam
kuasa Taliban, sampai militer menyerbu dan membebaskan wilayah tersebut dari
teroris. Saat Taliban berkuasa, Malala terpaksa menyembunyikan bukunya agar
tidak ditemukan.
"Saya takut dipenggal oleh
Taliban karena keinginan saya untuk belajar. Selama mereka berkuasa, Taliban
sering memeriksa rumah kami untuk melihat apakah kami sedang belajar atau
nonton TV," kata Malala kepada CNN tahun lalu.
Berkat tulisannya, Malala menjadi
pemenang pertama Penghargaan Perdamaian Nasional Pakistan pada November tahun
lalu. Presiden Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Raja Pervez Ashraf mengutuk
keras serangan terhadap Malala. Serangan tersebut juga menuai kecaman dari
berbagai lapisan masyarakat di Pakistan.
Sumber:http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=aad1e0038de699baf1020ed280ac0641&jenis=b706835de79a2b4e80506f582af3676a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar