Habisnya penanggalan suku Maya yang jatuh pada hari ini terbukti
bukanlah akhir zaman atau kiamat. Tidak ada hujan meteor atau letusan
gunung berapi maha dahsyat yang terjadi. Namun tahukah Anda bahwa
kiamat pernah hampir terjadi berjuta-juta tahun lalu? Bukan karena
bencana alam, tapi karena serangan mikroba.
Sekitar 251 juta
tahun yang lalu, 90 persen dari spesies bumi punah. Kepunahan massal
atau disebut 'Great Dying' ini membunuh 96 persen hewan laut dan 70
persen hewan darat. Bahkan bumi membutuhkan waktu 10 juta tahun untuk
mengembalikan keanekaragaman hayati yang telah musnah.
Para
ilmuwan memiliki beberapa teori untuk menjelaskan hal ini. Ada yang
menyebutkan penyebabnya adalah meteor yang menghantam bumi. Sebagian
besar peneliti percaya bahwa kiamat tersebut diakibatkan letusan
serangkaian gunung berapi di wilayah Siberia yang meningkatkan gas
rumah kaca dan akhirnya membunuh banyak spesies bumi.
Namun
Daniel Rothman dari Massachusetts Institute of Technology memiliki
penjelasan yang berbeda. Dalam makalahnya yang dipresentasikan pada
pertemuan American Geophysical Union, ia percaya bahwa kepunahan massal
disebabkan oleh sesuatu yang jauh lebih kecil, yaitu satu jenis bakteri.
Rothman
menganalisis sampel sedimen dari akhir era Permian yang diperoleh di
Cina. Dia menemukan bahwa kenaikan kadar karbon yang terjadi terlalu
tajam jika hanya disebabkan oleh peristiwa geologi seperti letusan
gunung berapi. Dia berpendapat bahwa penyebab naiknya kadar karbon
tersebut adalah bakteri.
Bakteri tersebut bernama
Methanosarcina, yaitu jenis mikroba yang hidup di laut dan menghasilkan
sebagian besar gas metana di dunia hingga saat ini. Seperti dikutip
dari Medical Daily, Jumat (21/12/2012), Rothman menemukan
bahwa Methanosarcina sudah memiliki kemampuan menghasilkan metana sejak
231 juta tahun lalu.
Untuk menghasilkan metana dengan cepat,
mathanosarcina membutuhkan nikel. Kadar nikel ditemukan melonjak hampir
251 juta tahun yang lalu. Diduga penyebabnya karena muntahan lava dari
gunung berapi Siberia. Jadi secara langsung, methanosarcina lah yang
sebenarnya bertanggung jawab memproduksi metana yang memusnahkan
sebagian besar spesies bumi.
Walau demikian, banyak ahli yang
tidak setuju dengan teori ini, salah satunya adalah Anthony Cohen dari
United Kingdom's Open University. Menurut Cohen, teori tersebut
membutuhkan banyak asumsi. Dia juga mempertanyakan bagaimana caranya
lava dapat masuk ke lautan di seluruh dunia.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar