Di
Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah
jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei 2004, stroke merupakan
pembunuh pertama di RS pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Sekitar
12 juta penduduk Indonesia berumur lebih dari 35 tahun berpotensi
terkena serangan stroke.
Stroke
merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke bagian
otak tiba-tiba terganggu. Kurangnya aliran darah ke dalam jaringan
otak, menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan
atau mematikan sel-sel saraf di otak.
“Perilaku
sehat adalah cara mencegah penyakit stroke yang mudah dan murah,” kata
Dokter Spesialis Syaraf RS Premier Jatinegara (RSPJ), Dr Sukono
Djodjoatmojo, SpS, pada acara seminar kesehatan bertemakan
‘Bertindaklah Sekarang, Hentikan stroke’ yang diselenggarakan RSPJ di
Kelapa Gading, Jakrta Utara, Sabtu (3/11).
Menurut
Sukono, stroke bisa menyerang seseorang tanpa memandang usia atau jenis
kelamin yang mempunyai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi,
diabetes, kadar kolesterol tinggi. Untuk itu jika Anda menderita
gangguan ini patut waspada.
Sukono
menjelaskan konsumsi makanan yang sehat akan mampu mencegah penyakit
ini. Diet yang sehat dengan banyak mengonsumsi sayuran, buah dan rendah
garam bisa menjadi alternatif.
"Saya tidak membatasi dengan menyebut sayuran atau buah-buahan karena memang itu baik untuk cegah stroke," jelasnya.
Dan
yang terpenting, aktif secara fisik dengan rutin berolahrag serta
hindari rokok dan alkohol menjadi salah satu cara yang amat sederhana
untuk terhindar dari petaka akibat stroke.
Dibandingkan
pedesaan, masyarakat di kota lebih rentan terkena stroke. Masyarakat
kota cenderung mengonsumsi makanan yang kurang menyehatkan ditambah
kurangnya aktivitas. Masyarakat pedesaan umumnya doyan sayur dan buah.
"Stroke
juga menjadi penyebab utama kecacatan orang dewasa di seluruh dunia
prevalensinya satu dari enam orang di seluruh dunia akan mengalami
stroke dalam hidup mereka. Dan setiap detik satu orang meninggal dunia
akibat penyakit tersebut," ungkapnya.
Perlu penanganan cepat
Sukono
menambahkan, serangan stroke datang dengan gejala yang timbul
tiba-tiba, sesuai daerah otak yang terganggu, seperti mengalami
kelumpuhan, adanya gangguan sistem rasa (baal, kesemutan), gangguan
bicara (menjadi cadel atau pelo) dan gangguan bahasa (tak bisa bicara),
gangguan menelan, gangguan keseimbangan (yang berakibat vertigo, tetapi
vertigo tidak selalu karena stroke), atau gangguan penglihatan (buta
mendadak).
Ditambah
lagi dengan gangguan orientasi tempat, waktu dan orang, gangguan
menelan cairan atau makanan padat, mendadak pusing, nyeri kepala,
pingsan bahkan koma.
‘Golden
period’ atau masa keemasan bagi penderita serangan stroke adalah 4,5
jam setelah gejala awal terjadi. Bila belum empat jam sudah tertangani
dokter yang tepat di rumah sakit, kemungkinan besar pasien bisa
tertolong dan sembuh kembali. Namun, jika sudah lebih dari tiga jam
tapi belum enam jam, pasien masih akan tertolong meskipun mengalami
kecacatan ringan.
Namun sebaliknya jika pasien terlambat ditangani akan menimbulkan kecacatan berat atau kematian.
“Lebih
dari waktu itu berbahaya sebab sel otak kalau sudah mati tidak ada
regenerasi. Karena itu makin cepat diobati makin baik sebelum enam
jam,” ungkapnya.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar