Perang kini telah memasuki era baru. Sebelumnya jika perang
hanya bertukar rentetan senjata dan rudal, saat iini perang juga sudah
diikuti dengan pertukaran ‘serangan’ di media sosial seperti Twitter.Hal ini terjadi di wilayah Timur Tengah. Israel kini tengah menggempur wilayah Gaza di Palestina.
Masing-masing pihak memiliki akun Twitter resmi. Israel diwakili Israel Defence Forces (IDF) dengan akun Twitter @IDFSpokeperson, sedangkan pihak Palesina diwakili oleh brigade sayap militer Hamas, Alqassam Brigades juga punya akun Twitter resmi @AlqassamBrigade.
Kedua
akun Twitter ini saling serang dengan kerap menyebutkan (mention) pihak
musuh. IDF juga mengunggah sejumlah video serangan pesawat tempurnya ke
Jalur Gaza, termasuk serangan yang menewaskan komandan senior Hamas
Ahmad Jaabari, beberapa waktu lalu.
Akun milik Brigade Alqassam juga tak mau kalah dengan membalas dan menyebut akun IDF dalam setiap tweetyang tentu berisi nada ancaman juga.
Di
akun Twitter masing-masing, mereka juga menyertakan link video YouTube
yang menampilkan rangkaian serangan yang telah mereka lakukan.
Alqassam misalnya, mereka mengunggah video serangan rudal Fajr 5 milik mereka ke Tel Aviv, Israel di YouTube. Alqassam juga menampilkan video pesawat tanpa awak Israel yang telah ditembak jatuh oleh Hamas.
Penggunaan
media sosial seperti Twitter sebagai alat propaganda sebenarnya sudah
melanggar aturan yang melarang kekerasan dan ancaman diunggah ke situs
media sosial tersebut.
Namun, menurut Benedict Evans, seorang
pengamat dari firma Enders Analysis, hal tersebut membuat Twitter
berada dalam situasi yang sulit.
"Mereka ingin tetap menjaga
posisinya sebagai penyedia layanan yang tidak mengedit konten, tetapi
di sisi lain mereka punya aturan dan persyaratan yang harus ditaati,"
ujar Evans saat diwawancarai oleh BBC.
Perluasan
konflik ke media sosial merupakan langkah yang masuk akal. Ini
memungkinkan kedua pihak yang bertikai menjangkau lebih banyak orang
dengan cepat, bahkan lebih cepat dari berita yang dimuat oleh media
massa.
Dengan kata lain, media sosial memang telah mengubah cara orang berkomunikasi di seluruh dunia.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar