Masih
banyak warga masyarakat salah memahami vasektomi. Hal itu menyebabkan
rendahnya pemanfaatan vasektomi sebagai alat kontrasepsi pria.
Pria
umumnya hanya memiliki dua pilihan metode KB, yakni kondom dan
vasektomi. Kondom menjadi populer karena penggunaannya yang mudah.
Vasektomi tidak dilirik karena menakutkan. Padahal metode ini sangat
efektif dan aman untuk mencegah kehamilan.
Vasektomi
adalah mengikat saluran sperma pria yang pertama kali diaplikasikan
pada pria pada 1899 dan marak dilakukan selama Perang Dunia ke-2.
Pada
metode yang lebih modern, dikembangkan oleh Thailand, yang disebut
dengan Vasektomi Tanpa Pisau (VTP), hal ini tidak dilakukan dengan cara
menyeramkan. Hanya dibius lokal pada kulit sebelah pinggir kantong buah zakar setelah meraba lokasi saluran sel sperma atau vas deferens.
Inspektur
Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Dra Mieke
Sylvia Siangian menjelaskan vasektomi adalah cara ampuh menekan laju
pertumbuhan penduduk. Bahkan vasektomi telah berkembang pesat di
negara-negara berpenduduk padat.
"Tidak
hanya itu, vasektomi pun memiliki dampak positif bagi kesehatan dan
kehidupan seks," jelas Mieke, saat memberikan sambutan pada acara
Grebeg Pasar di pasar tradisional Oesao Kabupaten Kupang, Kec. Kupang
timur, Nusa Tenggara Timur, Jumat (23/11)
Menurut
Mieke, dalam berhubungan pasangan suami istri akan lebih menikmati seks
karena tidak lagi dikhawatirkan adanya kebocoran yang dapat
mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan.
"Hal ini akan membuat hubungan dengan istri sah makin mantap," ungkap Mieke.
Kepala
BKKBN Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Theodora Pandjaitan
menambahkan selama ini, banyak yang salah mengartikantentang MOP atau
vasektomi.Rata-rata pemahaman tentangvasektomi adalah sama saja
dengandikebiri dan akan membuat hubungan semakin tidak nikmat.
Padahal,
sambung Dora, stigma atau anggapan-anggapan itu semuanya salah besar
dan tidak benar. Sebaliknya, vasektomi (MOP) inisangat efektif untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk.
Lebih
jauh Dora mengungkapkan kontrasepsi permanen perlu dipertimbangkan bagi
mereka yang sudah memiliki cukup anak dan tidak lagi menginginkan anak
untuk menekan angka kelahiran di provinsi NTT.
"Cukup
menjalani satu kali operasi, selanjutnya tidak perlu memikirkan apa pun
untuk mencegah kehamilan. Tidak ada pil yang harus diingat untuk
diminum setiap hari atau pun kondom yang harus dikenakan setiap kali
mau melakukan hubungan," urainya saat mendampingi bupati Kupang Ayub
dan Irtama BKKBN Mieke Sylvia dalam acara Grebeg Pasar di NTT tersebut.
Menurut
Dora, sosialisasi metode kontrasepsi terlebih MOP atau MOW sangatlan
penting agar stigma yang salah tidak melekat pada pasangan suami-istri.
"Vasektomi
sangatlah aman dan efektif untuk menekan angka kelahiran. Mereka harus
melihat banyak manfaatnya, baik dari segi kualitas peran serta pria,
kesehatan dan turunnya angka kematian ibu melahirkan yang ada di NTT
bisa ditekan," ungkap Dora.
Semakin
seringnya sosialisasi program KB, masyarakat makin cerdas untuk memiih
alat kontrasepsi yang aman bagi kesehatan. "Mereka, kini sudah memahami
bahwa alat kontrasepsi hormonal tidak baik bagi kesehatan, sehingga
mereka cepat beralih ke metode kontrasepsi non hormonal yakni IUD dan
MOP/MOW," urai Dora.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar