Perempuan Indonesia dihadapkan pada peningkatan angka kematian yang diakibatkan oleh kanker payudara.
Tiap
tahun, dari setiap 100.000 wanita ditemui 36 kasus baru yang
terdiagnosa kanker payudara ataupun yang meninggal karena penyakit
ganas ini. Ironisnya, berdasarkan sumber dari data WHO, perkiraan bahwa
angka ini akan meningkat tujuh kali lipat pada tahun 2030.
Peduli
akan hal itu, Yayasan Kanker Indonesia bekerja sama dengan PT Philips
Indonesia, meluncurkan aplikasi mobile interaktif pertama tentang
kanker payudara, bernama Spot It Yourself. "
Aplikasi memiliki
fitur lengkap mengenai informasi dan pengetahuan tentang kanker
payudara," kata Direktur Utama PT Philips Indonesia, Robert Fletcher,
pada acara peluncuran Spot It Yourself di Yayasan Kanker Indonesia,
Jakarta, Kamis (22/11).
Robert menjelaskan fitur-fitur ini
meliputi bagaimana melakukan pemeriksaan payudara (SADARI) secara
tepat, artikel yang up-to-date mengenai kanker payudara, daftar rumah
sakit yang memberi pelayanan dan fasilitas lengkap untuk menangani
kanker, serta konsultasi gratis dengan dokter seputar kanker payudara.
"Fitur-fitur
ini tentunya akan terus kami kembangkan agar aplikasi mobile interaktif
ini benar-benar menjadi pusat informasi tentang kanker payudara yang
dapat diandalkan," jelasnya.
Menurur Robert, ide Spot it
Yourself ini berasal dari pengalaman Rina Susanti, survivor kanker
payudara sekaligus pemenang The + Project dari kategori Access to
Healthcare, yang diselenggarakan oleh Philips tahun lalu.
Sementara
itu, Prof. Nila Moeloek, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI),
menambahkan ide dari aplikasi Spot It Yourself ini cukup bagus, karena
banyak manfaatnya bagi masyarakat awam yang ingin tahu tentang kanker
payudara, termasuk siapa yang harus dihubungi untuk informasi lebih
lanjut.
Nila mengungkapkan berdasarkan data Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007, kanker payudara menempati urutan
pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%).
Kemudian disusul kanker rahim (11,78%).
"Tapi sangat
disayangkan bahwa tingkat kesadaran akan pentingnya periksa payudara
sendiri, dan mamografi di Indonesia masih sangat rendah. Sebab deteksi
dini bisa mencegah banyak kematian akibat kanker payudara. Jadi
aplikasi baru ini sangat membantu," urai Nila.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar