Saat mengambil alih pucuk pimpinan sebagai Chief Executive officer (CEO)
Research In Motion (RIM), Thorsten Heins mengatakan bahwa ia
mendapatkan banyak saran, termasuk membuat perangkat Android. Namun RIM
akhirnya tidak memilih Android, sebaliknya justru membuat taruhan besar
dengan tetap mengusung sistem operasi besutan sendiri, BlackBerry 10.
"Saya mendapatkan banyak nasihat untuk memilih Android, tapi tidak ada
banyak peluang," kata Heins dalam sebuah wawancara, seperti dilansir
dari AllThingsD, Minggu (18/11/2012).
Meski begitu, Heins mengakui bahwa Samsung yang membuat komponen sendiri
telah berhasil melahirkan bisnis yang bagus bagi perusahaan. Namun jika
RIM memilih Android, maka akan meninggalkan kesan yang buruk bagi
pengguna BlackBerry.
"Ini (memilih Android) tidak akan menjadi sebuah penghargaan yang utuh bagi pengguna BlackBerry kami," jelasnya.
Sebagai gantinya, Heins memilih melakukan pertaruhan yang jauh lebih
besar dengan sistem operasi besutan perusahaannya, BlackBerry 10. Heins
mengatakan langkah tersebut bukan hanya menghidupkan kembali bisnis smartphone, tapi juga menciptakan sebuah platform untuk dekade selanjutnya dari komputasi mobile.
"Saya sangat senang saat ini karena keputusan yang telah kami buat," ungkapnya.
Heins pun mengakui, RIM terlambat menyadari perubahan bahwa pelanggan
menyukai layar berukuran besar, kekuatan aplikasi dalam email, keamanan,
pengetikan, dan daya tahan baterai.
"Belakangan, apa yang saya bisa katakan ialah kami mungkin tidak
mendeteksi gerakan dengan cukup cepat. Tapi sekarang, saya pikir kami
bersentuhan dengan realitas," pungkasnya.
Sementara itu, RIM akan mengahadapi saat penting dalam sejarah
perusahaan, karena semakin dekat dengan peluncuran perangkat berbasis
BlackBerry 10 pada 30 Januari 2013.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar